Jom.. Henshin!

Jom.. Henshin! 1

Bila sebut ja ‘henshin’ apa yang akan terbayang di kepala otak korang? Haha… Kalau budak-budak lelaki mesti gambar ‘makhluk’ di atas ni akan timbulkan? Hehe…

‘masked rider’

Alah, biasa la bah! Budak lelaki; (tersenyum). Istilah ni berasal dari bahasa jepun, dan memang kamen rider tu siri TV yang paling famous gitu dengan perkataan ni. Hehe… Kalau versi enggeris, perkataan ni bermakna ‘transform’ & bahasa Melayu pulak? Berubah!

OK; kalau korang ni penggemar kamen rider apakah tujuan ‘henshin’? (Haha… cerita masked rider la pula). Jawapannya untuk jadi super power! Boleh lawan raksasa dan pasti akan menang la jawapnya. Hehe… Biasalah, hero memang macam tu!

Tapi, tak semua kamen rider tu baik kan? Ada yang baik, ada jahat. Contohnya kamen rider shadow moon (siri kamen rider black), kamen rider Delta (siri kamen rider 555) dan banyak lagi la. Haha… sebab setiap ‘henshin’ itu bergantung pada niat.

Jadi, habis cerita tu sekarang kita masuk bab hijrah pula.

Jom.. Henshin! 2

Hijrah juga ada konsep yang sama macam ‘henshin!’. Kalau korang tak percaya jom kita bedah! Haha… Sebab sebagai mana ‘henshin!’yang nak jadikan zero kepada hero macam tu juga lah hijrah; untuk menjadi lebih Islam lebih ‘power’ dari sebelumnya. Yalah! Dari tak da negara akhirnya tertubuh juga negara Islam di Madinah! (Berasaskan nubuwah pula tu)

“Nubuwah tu apa?”
“Kenabian.”

Dengan kata lain, hijrah itu tak lapuk. Ia bukan hanya bab pindah randah saja, tapi nak jadi super power, nak jadi better tu pun konsep hijrah juga. Ia merangkumi pelbagai perkara diri kita, keluarga kita, masyarakat kita dan juga negara kita dan yang semestinya disertai dengan niat.

“apa niat kau mau bantu aku ni?”
“Eh! Saya tak da niat apa-apa la!” (tak logik. Haha…)

Lepas tu bila sebut pasal niat ni teringat satu hadis Nabi ketika peristiwa hijrah yang bermaksud (mesti sebut) :

“Daripada Amirul Mukminin Abu Hafsin ‘Umar ibn al-Katthab r.a. beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:

Bahawa sesungguhnya setiap amalan itu bergantung kepada niat, dan bahawa sesungguhnya bagi setiap orang apa yang dia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya menuju kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya. Barangsiapa yang hijrahnya kerana dunia yang dia mahu mencari habuannya, atau kerana seorang perempuan yang dia mahu kahwininya, maka hijrahnya ke arah perkara yang ditujuinya itu.”

Sumber : Kitab Hadith 40, Imam Nawawi

Maknanya setiap perbuatan itu bergantung pada niat. Macam mana niat masked rider tu henshin begitulah hasil; kalau dorang henshin tu nak jadi hero maka jadilah hero; kalau nak jadi jahat maka jadilah dorang penjahat. Hehe…

So, ‘henshin’lah kita ke arah yang lebih baik kerana Allah Subhana Wa ta’ala agar ia dinilai sebagai ibadah!

“Niat tu macam mana?”
“Tak perlu sebut pun tak pa, letak niat tu di dalam hati.”

Jom.. Henshin! 3

Sekian saja ulasan ku yang daif ini berkenaan konsep henshin dan hijrah. Di bawah ni ada sedikit cerita pasal orang yang nak berhijrah ke arah lebih baik, harap-harap jadi peringatan terutama sekali buat diri sendiri dan juga para pembaca. Sama-sama muhasabah diri tau! Bukan muhasabah orang; haha…

Wassalam…

Dahulu di kalangan orang-orang kaum Bani Israil ada seorang lelaki yang telah membunuh 99 orang. Lelaki ini telah berlumuran darah. Jari-jemarinya, pakaiannya, tangan, dan pedangnya, semuanya basah oleh darah, karena telah membunuh 99 orang dari kalangan orang-orang yang jiwanya terpelihara. Padahal seandainya semua penduduk bumi dan penduduk langit bersatu-padu untuk membunuh seorang lelaki muslim, tentulah Allah akan mencampakkan mereka semuanya dengan muka di bawah ke dalam neraka. Maka terlebih lagi dengan seseorang yang datang dengan pedang yang terhunus, sikap yang kejam, jahat, lagi emosi, akhirnya dia membunuh 99 orang.

Sesudah dirinya berlumuran dengan kejahatan dan dosa besar ini, ia menyadari kesalahannya terhadap Allah. Ia pun ber­pikir tentang hari pertemuannya dengan Allah nanti, teringat saat hari kedatangannya kepada Allah untuk mempertanggungjawab­kan semua dosanya. Dia meyakini bahwa tiada yang mengampuni dosa, yang menghukumnya, yang menghisabnya, dan yang membenci seorang hamba karena dosa, kecuali hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Selanjutnya, ia berpikir untuk kembali dan bertaubat kepadaNya agar Dia membebaskannya dari neraka. Maka keluarlah ia dengan pakaian yang berlumuran darah, sedang pedangnya masih meneteskan darah segar dan jari-­jemarinya berbelepotan darah.

Ia datang bagaikan seorang yang mabuk, terkejut, lagi ketakutan seraya bertanya-tanya kepada semua orang: ” Apakah aku masih bisa diampuni?”, Orang-orang berkata kepadanya: “Kami akan menunjukkanmu kepada seorang rahib yang tinggal di kuilnya, maka sebaiknya kamu pergi ke sana dan tanyakanlah kepadanya apakah dirimu masih bisa diampuni?” Dia menyadari bahwa tiada yang dapat memberi fatwa dalam masalah ini, kecuali hanya orang-orang yang ahli dalam hukum Allah. Ia pun pergi ke sana, ke tempat rahib itu.

Lelaki pembunuh ini bertanya kepada rahib tersebut: ” Wahai rahib ahli ibadah, aku telah mem­bunuh 99 orang, maka masih adakah jalan bagiku untuk bertaubat?” Rahib itu menjawab: “Tiada ada taubat bagimu!”

Mendengar hal itu, laki-laki pembunuh ini pun menjadi putus asa dalam memandang kehidupan ini. Akhirnya ia pun membunuh rahib itu hingga genaplah jumlah orang yang dibunuhnya menjadi 100 orang.

Kemudian ia kembali kepada orang-orang untuk menanyakan hal yang sama: ” Masih adakah jalan untuk ber­taubat bagiku?”, orang-orang itu menjawab: “Kami akan menunjukkanmu kepada Fulan bin Fulan, seorang ulama, bukan seorang rahib, yang ahli tentang hukum Tuhan.”

Setelah ia menemui ulama tersebut ia berkata kepadanya: ” Aku telah membunuh 100 orang yang terpelihara darahnya, maka masih adakah jalan taubat bagiku?”. Ulama itu menjawab: “Lalu siapakah yang menghalang-halangi antara kamu dengan taubat dan siapakah yang mencegahmu dari melakukan taubat? Pintu Allah terbuka lebar bagimu, maka bergembiralah dengan ampunan; bergembiralah dengan perkenan dari-Nya; dan bergembiralah dengan taubat yang mulus”.

Mendengar kabar gembira ini, ulama tersebut kemudian berkata: ” Sesungguhnya engkau tinggal di kampung yang jahat, karena sebagian kampung dan sebagian kota itu adakalanya memberikan pengaruh untuk berbuat kedurhakaan dan kejahatan bagi para penghuninya. Barang siapa yang lemah imannya di tempat seperti ini, maka ia akan mudah berbuat durhaka dan akan terasa ringanlah baginya semua dosa, serta menggampangkannya untuk melakukan tindakan menen­tang Tuhannya, sehingga akhirnya ia terjerumus ke dalam kegelapan lembah dan jurang kesesatan. Akan tetapi, apabila suatu masya­rakat yang di dalamnya ditegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar, maka akan tertutuplah semua pintu kejahatan bagi para hamba. Oleh karena itu, keluarlah kamu dari kampung yang jahat itu menuju ke kampung yang baik. Gantikanlah tempat tinggalmu yang lalu dengan kampung yang baik dan bergaullah kamu dengan para pemuda yang shalih yang akan menolong dan membantumu untuk bertaubat”

Lelaki pembunuh ini kemudian menuruti saran ulama tersebut untuk pergi dari kampung asalnya yang penuh kejahatan dan berpindah ke kampung lain yang berahlak baik.

Namun di tengah perjalanan menuju kampung yang dituju, ia wafat, maka datanglah malaikat rahmat dan malaikat adzab kepada jasadnya. Kedua malaikat itu kemudian terlibat perselisihan yang sengit saling memperebutkannya.

Malaikat rahmat berkata: ” Sesungguhnya dia datang untuk bertaubat dan menghadap kepada Allah menuju kepada kehidupan yang taat, kembali kepada Allah, dan dilahirkan kembali melalui taubatnya itu. Oleh karena itu, dia adalah bagian kami.”

Malaikat adzab berkata: ” Sesungguhnya dia belum pernah melakukan suatu kebaikan pun. Dia tidak pernah sujud, Tidak pernah shalat, tidak pernah zakat, dan tidak pernah bershadaqah, maka dengan alasan apakah dia berhak mendapatkan rahmat? Bahkan dia termasuk bagian kami.”

Allah Ta’ala pun mengirimkan malaikat lain dari langit untuk menengahi persengketaan mereka: ” Tahanlah oleh kalian. Hendaklah kalian sama-sama mengukur jarak antara Lelaki ini dan tanah yang ia tinggalkan, yaitu kampung yang jahat, dan jarak antara dia dan kampung yang ditujunya, yaitu kampung yang baik”

Ketika mereka sedang sama-sama mengukur, Allah memerin­tahkan kepada kampung yang jahat untuk menjauh dan kepada kampung yang baik untuk mendekat. Menurut riwayat lain disebutkan bahwa sesungguhnya lelaki pembunuh 100 orang ini menonjolkan dadanya ke arah kampung yang baik.

Akhirnya, mereka menjumpai mayat lelaki jahat ini lebih dekat kepada penduduk kampung yang baik dan mereka memutuskan bahwa lelaki ini adalah bagian untuk malaikat rahmat. Malaikat rahmat pun mengambilnya untuk dimasukkan ke dalam surga.

Kisah lelaki yang telah membunuh 99 orang disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari, Muslim, dan Ahmad.

Pengajaran :usaha bertaubat Insya’Allah akan dikurniakan bantuan

2 thoughts on “Jom.. Henshin!”

  1. ‘henshin’ brgantung pd NIAT?.. haha.. terbaik!

    sbnrnye x tgk pon masked rider nih.. kartun laen tgk la jgak zmn “J” kecik2 dl…

    tp pape pun, jzakillah atas prkongsian hijrah.. 🙂

    p/s: kl bdk L, kaitkn ‘henshin’ dlm masked rider, kl P nih, mesti ‘brtukar’ dlm sailormoon.. haha..

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.